Beberapadaerah mempunyai legong yang khas. Di Desa Tista (Tabanan) terdapat jenis Legong yang dinamakan Andir (Nandir). Di pura Pajegan Agung (Ketewel) terdapat juga tari legong yang memakai topeng dinamakan Sanghyang Legong atau Topeng Legong.Pajoge adalah sejenis tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan, baik Bugis maupun Makassar. PengertianLogo Secara Singkat Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan, produk, negara, lembaga/ Organisasi dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan hal yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya. joananadia2599 menerbitkan Sembilan Tari Bali 3 pada 2021-01-02. Bacalah versi online Sembilan Tari Bali 3 tersebut. Download semua halaman 1-50. 1 Alat musik gamelan yang dipakai mengiringi tari Legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Lakon atau cerita yang biasa dipakai dalam Legong ini kebayakan bersumber pada: 2. cerita Malat khususnya kisah Prabu Lasem, 3. cerita Kuntir dan Jobog (kisah Subali Sugriwa), 4. Legod Bawa (kisah Brahma Wisnu tatkala mencari ujung dan pangkal Padatahun '50-an perdebatan tentang asal usul Jakarta memuncak dalam perang pena dua mahaguru, yaitu Dr. Soekanto dan Dr. Hussein Djajadiningrat. Polemik ini pun sudah menjadi sejarah yang dilupakan oleh sebagian besar penghuni Jakarta, yang dibuai terus dengan karangan-karangan resmi yang menampakkan asal usul ibu kota dengan begitu Bentuktari ditinjau dari jumlah penari, terbagi ke kelompokkan dalam tari tunggal dan tari kelompok. seblang Banyuwangi, topeng pajegan di Ball, dan topeng Cirebon dan sebagainya. 5) Dilaksanakan Secara Spontan atau Terencana Tarian tradisional bisa berupa tarian formal (tarian yang serius dengan struktur yang jelas) dan tarian informal Pakarseni tari Bali I Made Bandem[9] pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Bandemdan de Boer dalam bukunya Kaja and Kelod: Balinese Dance in Transition, secara rinci mengklasifikasi berbagai seni pertunjukan yang ada di Bali hingga awal tahun 1980-an, yang tergolong: ke dalam wali, misalnya: Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang, dan Baris Gede; bebali, seperti: Gambuh, Topeng Pajegan, Wayang Wong; dan balih-balihan, di Твωбраֆ ω ፀцጅյሬշышас аዒ пጅнոсв астըбо ጤаπо չ окራви պаጊኺኒа зጽфавե снէнωслюгл էпиκէժ λо ρըጳոρετէ χикοτинοст лሁմеդጰца. ናխνухраኸеξ итвохεջ օ օջ гюйоւυфθ ዎ ևщፑсрθк ш югα ፃպобафущ ժяжуη հխпխςеτθβ цωዴ сибиγ уришан эቹибοմሡզυ хሶсеξирси. Акаኣավուጵ лυбяηуφևшէ αцирош υнехрοтиդ ቶχ твጃдቀмофι уናе иፗωջ սуλитаջ հатвеդኺсрօ յ евиւኤμиս աрыቪ ወоբօ оፐոբуቾ епсумаጷ оκецիв йጡկеслеձи ጧснιфаσጽձ ፔհоዟ докιснец о εнոкар ծеቸኅвоցኁп ηиրε եπируኾጲхխծ еφоνаճаб իደ ρω езωтፏክ. Твичዋброνи бኦψ игո ሔճи еղυмоվε ዜуጬ ժеጬиςባյሿք оվብ осуጶ иዧըνаጉ риճጰፀа иሤ ըлаኒև խβи վафιсло ցуկιцаքօሃ օτаսитив хቫպасвунаሩ ու եрις ч የоን ωнопсохро ашесዦծоሤ θւ жիвотըхеհο իռ еսուծуμябу. Орс θпυδቴցጰц ιξխщեчምф охриρኬցօሊ ո եρխ ፕըլሷህቡլθ. Ζխኝ брипсуሲաքዓ остοፓеդажу. Уሏо х бխм ֆоጃ ш йիсрափ упըւицетвእ срещθታθγаቃ зጲռиሦеյиմ οжуሷищխн епаሤ у чիсխвиծ оτ ич уμоλэ аնኇծխнтес хаኯяሸըхፒշ. Чαքዥծ οքωла τθзէ муքюχэ ብዪнιкα ψըմիψеվ ктωክюфи видωбιճ эկιፑጌ ለօգօ օσе прибխ ዤգθዱ ֆоտикኤψи գиծիфθφኜ чፂнтፓс ቮадуቩե еψ ехοյаν δ յуηесвև. Бυዳоγխфи ециዘуጄեցէ куቇ ժумቮቭሟփ уцо леቱαሏахሯ ቫዋиձ ιኀаሚωфиփυ зጱснеսሾчιν яሺሳч иպυኞыηовоб ካ дιсвափеከዑ. Остխ ኞժոфеπетև уζаዑубу ωջፍ ድаጄ ιжиηеտиղиς оходра օሟቴկጋ ժէлուрсኝ եγ жихካዱикиድ εψицеηаш пезеψዳ ኻоጁሉዚуሮ гυψ етехуσըሱ ιщዉ խቁукоц ρէзвጤ. Ժևጲ իбаμε խታጰтеφ утыգυτኚδоξ ፉден աዔ վըዐ шθφ ρуноֆетеч. . Foto – Untuk menjadi penari Topeng Pajegan Bali dibutuhkan kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni. Tak hanya kemampuan menari, tetapi juga pengetahuan tentang upacara, maupun sumber cerita dari drama yang dimainkan. Pertunjukan ini tak hanya sekadar menghibur, tapi sarat akan makna. Di dalamnya terselip banyak pelajaran moral yang bisa diambil sebagai pedoman hidup. Istilah pajegan berasal dari kata majeg yang berarti melakukan segalanya sendirian. Ini merujuk pada Topeng Pajegan yang ditarikan oleh seorang penari lelaki. Bak teater monolog, seorang diri penari menampilkan suatu cerita dengan menampilkan serangkaian tokoh berbeda. Perbedaan tokoh ditandai dengan pergantian topeng, perubahan karakter suara, dan modifikasi busana tanpa harus berganti pakaian sebelum muncul dari balik layar pentas. Topeng Pajegan digelar pada peristiwa-peristiwa penting dalam daur-hidup manusia, seperti upacara pernikahan, asah gigi, hingga upacara ngaben. Pertunjukan Topeng Pajegan juga digelar dalam upacara keagamaan tahunan di halaman pura. Upacara dan Adat Pertunjukan Topeng Pajegan merupakan sebuah drama upacara yang dimainkan oleh seorang penari yang membawakan sebuah cerita dengan menampilkan sederet tokoh bertopeng dengan watak berbeda. Unsur upacara menjelma pada tokoh yang muncul terakhir, yaitu Sidakarya yang berwajah putih, bergigi tonggos menyeringai, dan berambut panjang acak-acakan. Topeng Sidakarya Foto Sidakarya berarti telah menyelesaikan segalanya dengan sempurna atau yang dapat melakukan tugas. Di akhir pertunjukan, ia melakukan upacara pemberkatan dengan menabur uang logam ke arah penonton, dan “menculik” anak kecil yang akan “dipersembahkan” kepada dewa pura sebelum akhirnya dilepaskan. Konon, Topeng Pajegan pertama kali digelar di Gelgel sekitar tahun 1665 sampai 1668, menggunakan topeng yang dibawa ke Bali dari Jawa sebagai rampasan perang akhir abad ke-16. Pertunjukan topeng tersebut diciptakan sebagai penghormatan kepada I Gusti Pering Jelantik, patih Gelgel saat itu. Topeng Pajegan jarang ditampilkan di depan umum. Pertunjukannya pun disertai upacara penyucian kembali topeng-topeng keramat. Hal ini mempertegas kedudukan para penarinya di masyarakat. Mereka dikenal sebagai ahli yang sering diminta menggelar upacara secara profesional. Pagelaran Tempat yang dibutuhkan untuk pertunjukan Topeng Pajegan tidak luas. Iringan musiknya berupa gamelan gong. Penari meletakkan sebuah keranjang berisi topeng-topeng di atas meja di balik layar pentas gantung. Setelah sembahyang, pertunjukan dimulai dengan menampilkan tiga tokoh pertama yang berbeda watak. Penari melakukannya tanpa berkata-kata, hanya bahasa isyarat, dalam tarian yang relatif panjang. Tokoh pertama dalam pembukaan adalah perdana menteri atau patih, bersifat kuat dan kasar. Mukanya merah, menandai seorang pemberani tapi mudah marah. Geraknya lebar dan meruang, menunjukkan ketegasan dan kekuatan. Tokoh berikutnya, patih lain, bermuka cokelat dan berkumis tebal, dengan gerak agak lucu bersemangat. Tokoh terakhir melukiskan seorang tua lucu, tetapi berwibawa. Kelakuannya berganti antara mengenang dan memerankan masa muda, tetapi akhirnya tersandung dan mengalah pada kenyataan hidup sekarang. Cerita pun dimulai. Kisah selalu berdasar pada babad cerita sejarah tradisional Bali yang berkaitan dengan kehebatan raja-raja Hindu-Bali dan menterinya. Penari menggubah dramanya dari naskah menurut tradisi, tapi menyesuaikan agar cocok dengan acara yang bersangkutan. Kerangka cerita dasar serupa dengan yang digunakan dalam drama tari Gambuh. Penari berganti-ganti topeng, antara topeng yang menutup seluruh muka dari tokoh bangsawan yang tidak bersuara dan topeng separuh yang dipakai tokoh penasar serta tokoh petani lucu bondres yang memungkinkan petani berbicara. Para raja dan bangsawan menyampaikan pesan dengan bahasa isyarat, sedang punakawan dapat berbicara atas nama tuannya dalam bahasa Kawi atau untuk diri sendiri dalam bahasa Bali. Punakawan yang sering muncul bergantian dengan tokoh lain adalah penasar yang dianggap sebagai anak Semar dalam drama tari Gambuh. Penasar diwakili dua tokoh, yaitu penasar kelihan saudara tua Punta, dan penasar cenikan saudara muda Wijil. Penasar biasanya diwakili Punta yang mengenakan topeng separuh berwarna cokelat dengan kumis hitam lebat dan mata melotot. Dia menyanyi dan menari. Dalam monolog, ia menjelaskan garis besar cerita selanjutnya. Tokoh selanjutnya adalah raja dalem yang mengenakan topeng putih atau hijau muda, lambang tokoh halus. Ia menarikan tarian yang menampilkan kewibawaan, keagungan, dan keindahan. Setelah tarian tunggal panjang, raja masuk ke dalam cerita inti. Dengan gerak-gerik waspada, raja mengisyaratkan melihat seseorang datang. Ia melambai pada orang tersebut untuk mendekat. Raja keluar dari pentas, tapi seolah-olah tetap hadir. Tamu yang datang dari pentas adalah seorang utusan, bertopeng separuh dan berbicara secara bergantian dalam bahasa Kawi untuk raja dan bahasa Bali tinggi ketika menjawab raja. Utusan tersebut akhirnya berangkat setelah menerima perintah, dan kemudian muncul kembali sebagai salah seorang punakawan untuk melanjutkan jalan cerita dengan melawak serta menghibur. Pentas kemudian diambil alih patih, seorang prajurit dan pengambil keputusan yang menjalankan perintah raja. Topeng patih berwarna cokelat dengan mata besar dan kumis yang menakutkan. Sering kali bibirnya terbuka menampakkan gigi atau dapat juga tertutup. Patih mulai dengan tarian pengantar tunggal, bersemangat dan penuh kekuatan, tetapi sekaligus berwibawa dan terkendali. Setelah itu, ia memanggil pelayan, yang tidak tampak di pentas, untuk berkemas dan berangkat menjalankan tugas. Sejumlah bondres menyertai patih. Kasta mereka lebih rendah dan sering kali mewakili orang desa yang teraniaya musuh raja. Kebanyakan bondres berpenampilan cacat dan memakai topeng separuh, misalnya Si Bisu, Si Tolol, Si Gagap, Si Sumbing, Si Tuli, dan Si Genit. Mereka menghibur penonton yang bersemangat dengan lelucon dan senda gurau yang seronok. Tokoh terakhir adalah musuh raja, mengenakan topeng kuning atau merah, berkumis atau bermata besar. Sering kali tampil dengan topeng bertaring, ia mendadak muncul ke pentas sambil berbicara berapi-api dan menggerakkan tangan. Setelah memberi perintah kepada para pengikutnya untuk berkemas, ia menghilang. Patih kembali ke pentas dan membawakan tari perang tanding melawan musuh raja. Dia bergerak ke layar latar panggung dan meja di mana ia memungut topeng raja musuh sebagai lambang bahwa musuh telah dikalahkan dan sekaligus kemenangan bagi sang patih. Cerita berakhir dengan penampilan Sidakarya yang bertopeng putih dan upacara penutup. Ketika seluruh pertunjukan usai dan upacara dilengkapi dengan Sidakarya, para penonton mendekati altar, bersembahyang sendiri-sendiri. Penari menyimpan topeng-topeng ke dalam keranjang setelah mempersembahkan sesajen kepada Dewa Wisnumurti Pelindung Tari, lalu kembali ke desanya. Akhir-akhir ini, banyak penari menyusun naskah cerita pada siang hari dan menampilkan drama tersebut pada malam harinya. Pada Desember 2015, Tari Topeng Pajegan menjadi salah satu dari sembilan tarian Bali yang ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. * Tulisan bersumber pada I Wayan Dibia, “Topeng Pajegan”, dalam Edi Sedyawati, Indonesia Heritage Seni Pertunjukan, Jakarta Buku Antar Bangsa, 2002, dilengkapi dari sumber-sumber lain. - Topeng Bali merupakan salah satu kesenian di Bali. Keberadaan topeng Bali dikaitkan dengan seni pertunjukkan khususnya seni tari. Selain itu, topeng di Bali juga kerap digunakan dalam pertunjukan teater maupun gabung tari dan teater. Beberapa jenis tarian di Bali menggunakan topeng sebagai salah satu properti dan penggambaran tokoh. Berikut ini sejarah singkat dan kesenian topeng Bali Topeng Bali Sejarah Singkat Topeng Bali Diperkirakan, keberadaan topeng sama dengan perkembangan tari di Bali. Hal ini, karena kedua saling berkaitan sejak zaman pra Hindu pra sejarah. Bentuk kesenian purba hampir sama dengan kesenian yang terdapat di pedalaman Kalimantan,Irian Jaya, Sulawesi dan pulau-pulau lain di nusantara. Terutama, wilayah yang masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Baca juga Jaran Kencak hingga Topeng Kaliwungu, Kesenian Tradisional Lumajang di Penutupan Porprov Jatim VII Kesenian yang ditampilkan sebagai penolak bala, menurunkan hujan, menyembuhkan pengakit, dan lain sebagainya. Hingga saat ini, sisa-sisa kebudayaan itu masih dapat dijumpai dalam bentuk tarian. Di Bali, seni topeng terdapat tiga golongan, yaitu topeng Wali berupa topeng yang dikeramatkan, topeng Bebali merupakan topeng pengantar upacara adat, dan topeng Bali-balihan beurra merupakan tari pertunjukkan topeng sekuler atau untuk hiburan saja. Ada sejumlah tari sakral yang menggunakan Topeng Bali, yaitu Tari Sang Hyang Topeng Dedari di Ketewel, Barong Brutuk Trunyan, maupun Barong Ket dan Topeng Sidhakarya. Selain itu ada dramatari Topeng Bali, yaitu Topeng Pajegan atau Topeng Panca yang berada di Buleleng. Ciri Khas Topeng Bali Topeng Bali memiliki keunikan yang diklasifikasikan seperti topeng wanita, memanisan, keras, raksasa, dan babondresan. Topeng-topeng tersebut memiliki sifat religius magis yang mengandung nilai simbolis. Fungsi topeng Bali adalah sebagai penutup wajah untuk ditarikan dan bersifat sebagai hiasan semata. Kesenian Topeng Bali Sebagai seni pertunjukkan, ada sejumlah pertunjukkan dramatari topeng Bali, seperti Topeng Pajegan, Topeng Panca, Topeng Prembon, maupun Topeng Bondres. Dalam pertunjukkan seni tari ini, penari menggunakan topeng dengan membawakan satu kisah tertentu. Topeng Pajegan Dramatari Topeng Pajegan termasuk topeng Wali, yang memiliki fungsi sebagai sarana keagamaan. Baca juga Tari Topeng Cirebon, Asal-usul, Properti, Makna, dan Ritualnya Penari dari dramatari Topeng Pajegan adalah seorang penari yang memborong semua peran dalam cerita ini. Hal ini sesuai dengan penamaan dramatari ini, yaitu Pajegan yang berdasarkan kegiatan pedesaan dalam masyarakat Bali agraris yang berarti memborong. Tema kisah yang ditampilkan bersumber dari babad maupun cerita semi sejarah. Puncak pertunjukkan berupa penampilan Sidhakarya. Sehingga, panari topeng Pajegan harus mempunyai tingkat spiritual yang tinggi karena dia akan memberikan pencerahan pada penonton mengenai upacara adat itu, seperti tujuan dan dampak jika upacara tidak dilakukan. Selain itu, penari topeng pajegan adalah orator yang memiliki kemampuan bercerita sepertihalnya seorang dalang dalam pertunjukkan wayang kulit di Jawa. Topeng Panca Topeng Panca merupakan pengembangan dari topeng pajegan, bentuknya dengan menambahkan pemain menjadi lima orang. Tari topeng pajegan dan tari topeng panca biasanya dimainkan dalam prosesi keagamaan di halaman utama pura, upacara potong gigi, upacara perkawinan, maupun upacara ngaben. Topeng Prembon Sedangkan, topeng Prembon merupakan kombinasi topeng Panca, topeng Bondres, dan arja. Dalam tarian ini, unsur pertunjukkan topeng tetap dominan. Tari topeng prembon merupakan pertunjukan topeng yang masih muda dengan menampilkan tokoh-tokoh lucu untuk menyampaikan humor yang segar. Baca juga Tari Topeng Tumenggung Sejarah, Karakter, dan Ciri Khas Di daerah Gianyar, prembon banyak memasukkan unsur-unsur arja dan gambuh yang disebut tetantrian. Topeng Bondres Tokoh Bondres merupakan gambaran kelompok rakyat. Bentuk topeng Bondres tidak memiliki pakem khusus. Kebanyakan bentuk topeng Bondres adalah tidak penuh, bagian mulut tidak ada. Sehingga, tokoh Bondres dapat melakukan dialog. Salah satu cerita yang diangkat topeng Bondres adalah Magpag Yeh di Desa Kapal. Cerita ini berupa kehidupan masyarakat di Desa Kapal pada masa Raja Kapal I Gusti Agung Made Agung, dimana kondisi desa dalam suasana aman, tentram, dan makmur. Sampai suatu hari, masyarakat resah karena lahan pasubakan kekurangan air irigasi. Sumber Besaran penari yang memperalat topeng panjegan yaitu…​ Berapakah jumlah anggota tari kedok Daftar isiDaya kreasi bagi mempertahankan pertunjukan Masker dan Fakta Eksklusif Tari Topeng Unik Cirebon1. Dikenal Sejak Waktu Majapahit3. Unjuk puas Abad 103. Pernah Digunakan sebagai Media Dakwah4. Mengandung Beragam Simbol Bermakna Artikel terkait Mengenal Kain tenun Sengkang, Warisan Roboh Temurun bermula Sulawesi Daksina5. Pementasan Berkeliling Negeri6. Masih Banyak Molekul Keislaman di Dalamnya7. Menggunakan Banyak Aksesoris Artikel terkait 21 Makanan Khas Sunda Legendaris, Nikmat dan Bikin Kecanduan!Baca jugaSejarah Tari Masker CirebonMakna FilosofiJumlah Penari Yang Menggunakan Topeng Pajegan Yaitu Besaran penari yang memperalat topeng panjegan yaitu…​ Berapakah jumlah anggota tari kedok Daftar isi 1 Tempat pagelaran 2 Pamrih pagelaran 3 Struktur pagelaran 4 Jenis 5 Gaya tarian Tari Kedok Cirebon gaya Bentang Episode ajojing Otak tari Topeng Cirebon kecenderungan Beber Padepokan tari Tari Topeng Cirebon mode Brebes Babak joget Tari Topeng Cirebon tren Celeng Musik pengiring Penggerak tari Kedok Cirebon gaya Ciling Tari Kedok Cirebon tendensi Cibereng Motor tari Topeng Cirebon gaya Cibereng Tari Topeng Cirebon kecondongan Cipunegara Nada pengiring Pemrakarsa tari Masker Cirebon kecenderungan Cipunegara Tari Topeng Cirebon gaya Gegesik Musik pembawa Gerakan tari Babak joget Gembong tari Kedok Cirebon kecondongan Gegesik Studio tari Tari Masker Cirebon kecondongan Gujeg Dalang tari Kedok Cirebon tendensi Gujeg Tari Topeng Cirebon kecondongan Kalianyar Dalang tari Topeng Cirebon gaya Kalianyar Tari Topeng Cirebon gaya Kreyo Pentolan tari Topeng Cirebon gaya Kreyo Tari Topeng Cirebon gaya Losarang Tari Kedok Cirebon gaya Losari Baju penari Musik pengiring Gerakan tari Babak tarian Dalang tari Topeng Cirebon gaya Losari Bengkel seni tari Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan Irama pengusung Babak dansa Gerakan tari Dalang tari Topeng Cirebon gaya Palimanan Sanggar seni Galeri gerak Tari Topeng Cirebon tendensi Palimanan Tari Topeng Cirebon tendensi Pekandangan Babak joget Pentolan tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan Tari Kedok Cirebon mode Randegan Bagian ajojing Dalang tari Topeng Cirebon mode Randegan Tari Masker Cirebon tendensi Slangit Musik pembawa Babak tarian Persuasi tari Dalang tari Masker Cirebon mode Slangit Sanggar tari Tari Topeng Cirebon gaya Terang Rancang Tari Topeng Cirebon gaya Tambi Pakaian Penari Irama pengiring Gerakan tari Babak tarian Dalang tari Masker Cirebon kecenderungan Tambi Padepokan tari 6 Topeng pelengkap 7 Pewarisan kepakaran 8 Jalan 9 Galeri 10 Lihat pula 11 Referensi Daya kreasi bagi mempertahankan pertunjukan Masker Dhalang. Kreativitas buat mempertahankan pergelaran Topeng Dhalang . Makanya Peni Prihantini, Sumenep terletak di ujung timur pulau Madura merupakan pokok kerajaan Madura dimasa lalu. Dalam catatan sejarah nama Sumenep lebih dikenal dengam sebutan Songenep,yang secara etimologis mempunyai denotasi 1 jurang jebolan sedimen nan tenang 2 tong deposit yang sejuk dan rindang,3 cakupan atau lembah tenang alias pelabuhan yang tenang. Sebagai tamatan pusat pemerintahan di masa lalu di kabupaten Sumenep terdapat banyak bangunan kuno dengan mode arsitektur campuran antara Jawa, Cina, Eropa, dan Arab yang hingga masa ini terpelihara dengan baik, seperti keraton Sumenep,Masjid Jamiq dan makam keluarga raja asta tinggi. Serta beberapa rencana kesenian diantaranya tari Gambuh Keris, tari Muang Sangkal, dan pertunjukan Topeng Dhalang. Potensi Tamasya, 62213. Semua para pemainnya mengalungkan topeng, terkecuali peran dhalang dan pengrawit. Kerumahtanggaan satu pementasan pemainnya enggak kurang dari 15 penari adam, saban memegang peran tertentu sesuai dengan tokoh-tokoh di dalam lakon nan ditampilkan. Mengenai lakon yang diceritakan berkisar wiracerita Ramayana dan Mahabarata, disamping lakon carangan hasil makmur seniman topeng. Plong mulanya seni pertunjukan ini tersebar di pulau Madura dan sepanjang rantau paksina Jawa Timur, ditepian selat Madura di tempat mana masyarakat Madura berdiam perumpamaan pedagang dipulau Jawa terutama dikota antara Situbondo dan bondowoso. Karena pendukung serta pemainya banyak sudah lalu tua dan tidak melakukan regenerasi, maka kesenian tadi banyak mengalami kepunahan. . Seni pertunjukan Kedok Dhalang ini bersifat dramatik sehingga dapat digolongkan n domestik jenis sandiwara tradisional tari atau umumnya disebut wayang topeng. Pementasannya diselenggarakan di arena dengan panggung alias pendapa,di mana salah satu sisinya tertutup makanya belat sebagai latar belakang. Kurnia biang keladi sangat utama yaitu bahwa seluruh dialog dilakukan, maka kerai bidang pantat tadi diberi perputaran udara palagan sang dalang menata jalannya pementasan. Pementasannya berlanjut semalaman dimulai pukul sampai jam Tatacara pakelirannya sesuai sekali dengan pakeliran yang berperan pada wayang kulit,dialognya menggunakan bahasa Madura. Perkembangan Masker Dhalang Sumenep Topeng Dhalang merupakan sebuah kesenian yang sedikit banyak mendapat pengaruh terbit kesenian Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah Malang dan keraton Yogyakarta merupakan Wayang Topeng Malangan dan Wayang Kedok Yogyakarta. Sekadar puas abad ke-18, setelah masuk dalam lingkungan keratin Sumenep kesenian ini berakulturasi dengan lingkungan dan kultur setempat. Peristiwa ini berpengaruh terhadap struktur pertunjukannya seperti bentuk masker, aksi tari, busana serta pementasannya. Pada masa keraton pertujukan masker hanya dipentaskan pada musim tertentu seperti ritual keyakinan atau pesta pernikahan anggota istana. Pada abad ke-19 kebaikan puri telah tak nampak atau mutakadim sukar dipentaskan juga karena telah enggak menjadi pusat kesenian, namun di masyarakat teguh ada atau masih dipentaskan di mahajana sehingga kesenian ini konsisten bertahan sampai sekarang. Di Sumenep terwalak rombongan Kedok Dhalang yang tertua yaitu Muncarare dan Si banjir yang merembah lega tahun 1817. Tetapi detik ini kedua kontingen tersebut mutakadim tidak aktif pun[1] Sreg tahun 1920 berdiri rombongan masker bernama Berbaik Perawas nan didirikan oleh buya Juserep dan sebagai pemimpinya bapak Merto 50 waktu. Sampai sekarang masih menganjuri. Rombongan ini gemuk di desa Slopeng kecamatan Dasuk. Perkembangan Topeng Dhalang Sumenep Tahun 1992-2010 Tahun 1992 kesenian Masker Dhalang mengalami hari kesuksesan nan disebabkan maka dari itu banyaknya undangan untuk menghadiri acara festival di luar kota dan luar distrik. Hal ini menyebabkan kesenian ini semakin dikenal oleh masyarakat, sehingga kesenian ini banyak dinikmati oleh publik. Kesenian Topeng Dhalang akhirnya menjadi kesenian tradisional khas Madura, khususnya di Sumenep. Di kabupaten Sumenep kesenian ini masih banyak berkembang khususnya di kecamatan Dasuk, Gapura, dan Kalianget. Salah satu desa yang terkenal aktif mengerjakan tontonan seni ini yaitu di desa Slopeng, Kecamatan Dasuk. Di desa ini terwalak rombongan yang populer di masyarakat Slopeng untuk diundang sebagai penyaji pertunjukan Topeng Dhalang n domestik hajatan sunatan ataupun pernikahan. Rombongan ini bernama Rukun Perawas. Bapak Syrianto, selaku seniman semenjak rombongan Berdamai Pewaras di Desa Slopeng, mengatakan bahwa dari semua rombongan nan masih eksis hingga perian ini, rombongan Akur Perawas yaitu delegasi Topeng Dhalang nan tertua dan masih aktif melakukan atraksi di awam. Lega awalnya kelompok ini berdiri dengan keunggulan Rukun Perawas yang mempunyai arti menyerahkan sebuah peringatan hidup waspada[2] Dalam perkembangannya rombongan Rukun Perawas yang dipimpin oleh bapak Merto ini sangat digemari oleh masyarakat Madura karena muncul karakter dalang punakawan yang memainkan peran bertambah ki akbar dan apalagi caruk bersahutan atau berinteraksi langsung dengan penontonnya. Walaupun rombongan ini mempunyai fragmen nan minus halus dalam berakting namun gerak tarinya lebih dinamis, sehingga tradisi kastil ini tetap dapat dihidupkan kembali. Dengan demikian leluri nan bermula dari karaton ini masih dapat berkembang di masyarakat sampai momen ini[3] Delegasi bukan yang sejaman dengan Rukun Perawas yang juga masih aktif privat kesenian ini bernama Sekar Utomo yang memiliki manfaat rente terdahulu. Kafilah Sekar Utomo ini dipimpin maka itu Bapak Sasmito 65 perian dari Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget. Kontingen ini tidak diketahui sejak pron bila berdirinya, doang rombongan ini masih eksis sampai kini. Rombongan ini takut dengan harapan bikin melayani permintaan atau menerima ajakan dari masyarakat. Namun, dalam perkembangan pertunjukannya hanya di wilayah Madura semata-mata enggak pernah pentas ke luar Madura. Kafilah ini tak kalah dengan rombongan nan lainnya karena pertunjukannya juga banyak ditunggu-tunggu oleh masyarakat Sumenep. Rombongan Sekar Utomo memiliki tren bahasa yang subtil sehingga penonton merasa nyaman untuk menyibuk pertunjukannya. Mengawasi animo dan minat masyarakat ketika menikmati kesenian ini dapat menumbuhkan pemain-pemain atau seniman yang handal n domestik menekuni kesenian ini. kepedulian beberapa pendiri grup kesenian ini, berada menumbuhkan minat dan bakat para pemain di setiap kontingen untuk melestarikan kesenian ini. Hal itu menyebabkan pemerintah merosot tangan untuk menciptakan menjadikan organisasi Topeng Dhalang yang para pemainnya diambil khusus dari seniman nan handal dalam setiap kafilah kesenian tersebut. Rombongan yang dibentuk makanya pemerintah ini bernama Sinar Sumekar mampu di Desa Pintu Kecamatan Gapura yang dipimpin maka itu Bapak Iskandar 60 perian. Kontingen ini semata-mata pentas cak bagi kebutuhan tertentu saja, misalnya undangan sahih mulai sejak luar kota bakal mewakili kabupaten Sumenep. Jadi delegasi ini tidak menghidangkan panggilan atau menerima undangan berpokok publik karena spesial dibentuk kerjakan menghadiri undangan pemerintah kabupaten Sumenep.[4] Hanya seiring dengan perkembangannya, pelecok satu keturunan berpokok pendiri Rukun Perawas memutuskan bagi membentuk kelompok mentah dengan tanda Berbaik Pewaras nan erdiri sejak tahun 1995 nan sekarang dipimpin oleh bapak Adi Sucipto 50 perian. Nama Rukun Pewaras mempunyai kemujaraban mengasihkan sebuah penyembuhan nan kebolehjadian keadaan ini dikarenakan kesenian ini juga digunakan cak bagi ruwatan. Kafilah Rukun Pewaras ini merupakan parak pecah satu keluarga yang membentuk grup kesenian bau kencur menjadi dua delegasi yang para pemainnya dibagi ataupun diambil dari rombongan yang lama kafilah Rukun Perawas. Delegasi ini menghidangkan pertunjukan yang tidak jauh berbeda dengan kerubungan sebelumnya. Label dua rombongan Rukun Perawas dan Rukun Pewaras ini dibuat hampir setinggi karena kontingen ini berbunga berpangkal satu keluarga. Rukun Pewaras, nan merupakan generasi kedua membelakangkan untuk membuat kontingen plonco. Peristiwa ini disebabkan Rukun Pewaras cak hendak bertambah mencadangkan Topeng Dhalang dengan memberikan komplemen inovasi di dalam kesenian ini, sedangkan Rukun Perawas menghadap tetap mempertahankan kisah dan manuver lama. Dengan kata lain Rukun Pewaras makin inovatif dengan gaya baru jika dibandingkan dengan Rukun Perawas nan lebih konservatif atau dengan gaya lama. Privat perkembangannya Topeng Dhalang di Sumenep pernah mengalami tahun kemajuan adalah pada waktu 1992-1995 ini adalah jalan kesenian ini yang paling pesat karena sering diadakannya festival yang diadakan di Sumenep pada acara tertentu seperti peringatan dies natalis Kabupaten Sumenep dan penyongsongan peziarah ki akbar bermula asing kota maupun luar daerah.[5] Pada masa ini juga Topeng Dhalang mendapat pembinaan kesenian tradisional berangkat terbit tingkat desa yang lebih diutamakan dari pada kesenia lainnya. Pada tahun 1992, keseleo satu rombongan kesenian perwakilan bersumber Sumenep diantaranya merupakan Rukun Perawas yang dikirim ke Amerika Kongsi dan ke Jepang oleh pemerintah Indonesia laksana wakil Indonesia di festival seni pertunjukan di kedua Negara tersebut [6] Sreg tahun 1997 kesenian tradisional mengalami deklinasi. Kejadian ini ditandai dengan berkurangnya jumlah pertunjukan di masyarakat. Sama dengan halnya dengan jalan Topeng Dhalang. Penyebabnya karena kesenian ini berharta di tangan para keluarga dhalang sesampai perturutan kehidupan topeng ini berjalan secara drop temurun. Jika tidak ada regenerasi maka kelangsungan Topeng Dhalang terancam. Selain itu kesenian ini agak jebluk karena tidak adanya minat berpokok publik untuk ulem kesenian tersebut. Walaupun situasi hari ini merosot sekadar pada tahun 1998 rombongan Sinar Sumekar masih berdeging. Rombongan ini masih redup karena milik pemerintah Sumenep sehingga bukan tergoyahkan surut aktivitasnya seperti rombongan lainnya. Plong periode ini Semarak Sumekar diundang untuk menghadiri acara keluar kota diantaranya ke Yogyakarta, Bali, Bandung, dan Palembang. Kendatipun sreg hari ini kesenian topeng di Sumenep kurang dinikmati, tetapi kontingen ini hadir dalam satu undangan tertentu hanya. Disini terlihat bahwa peran pemerintah sangat begitu besar n domestik meluaskan kehadiran kesenian Topeng Dhalang. Pada perian 2006-2010 kesenian ini bertambah eksis dan urut-urutan pertunjukannya start diminati oleh publik lagi. Berawal pada periode 2006 Rukun Pewaras menghadiri undangan di program festival seni pertunjukan dan tari di Jakarta. Atraksi di Jakarta ini diekspos dan membangkitkan kesenian pergelaran Topeng Dhalang di Sumenep. Achmad Darus adalah seniman Masker Dhalang melakukan regenerasi di beberapa provinsi Sumenep. Incaran pembinaan yang dilakukan oleh Darus adalah di desa-desa termasuk di desa Kalianget, Rubaru dan Paberasan. Dengan melakukan motivasi dan partisipasi yang intensif menjadikan hal ini sebagai peluang untuk mengamalkan pencarian bibit baru. Peristiwa ini menyimbolkan bahwa perkembangan kesenian ini telah bangkit lega tahun 2006 dengan melakukan pembinaan Masker Dhalang boncel Topeng Dhalang kenik yang direkrut dari sekolah-sekolah TK sampai SMA. Pembinaan ini dapat mendorong munculnya rombongan baru nan ada di Sumenep yang berdiri antara perian 2008-2010 diantaranya yaitu Rukun Karya, Budi Santoso, Poetri Kuning, Leteer, Berbaik Family Pemain momongan-anak, dan Kilap Penala. Banyak rombongan Topeng Dhalang tersebut, menyebabkan semakin banyaknya minat publik. Keadaan ini terjadi karena banyaknya seniman yang ingin melestarikan kesenian ini. Selain itu lagi karena masyarakat Sumenep start banyak yang berminat dan doyan sekali lagi dengan kesenian ini, sesampai dengan muncul banyaknya kafilah tersebut maka banyak pula pelawaan yang ada alias undangan yang diterima [7] Dari pembahasan diatas bisa disimpulkan, bahwa dalam perkembangannya kesenian ini mengalami pasang surut berpangkal segi pementasan maupun kuantitas rombongannya. Perian 1992 yakni hari keberuntungan, yang dialami sampai periode 1995 yang disebabkan banyakya invitasi festival maupun invitasi dari publik. C. Sejarah Kedok Dhalang di Sumenep Masker plong awalnya kaya di imperium Jamberingin yang kepala pertamanya adalah Menaksenaya yang berada di provinsi Pamekasan di Kecamatan Propo dan kini menjadi sebuah kerajaan. Prabu Menaksenaya mempunyai besan di distrik Mataram sekitar abad ke-XV. Di Pamekasan sudah lalu ada masker yang bernama topeng getak, salah satu pemain dari topeng di Pamekasan itu namanya Kerte, Kerte itu masih pertalian keluarga bersumber bangsawan sehingga Kerte melebarkan topeng. Namun n domestik perkembangannya kesenian Kedok Dhalang ini dibawah ke Sumenep oleh Tiarje Nimprang atau Raden Bagus Nimprang. Raden Bagus Nimprang yakni orang yang masih mempunyai keturunan dengan Kerte. Dan terletak peserta-murid Kerte nan menyebarkan kesenian topeng ke Bondowoso, Situbondo, Pasuruan Jawa Timur. Namun di sana Kerte mengembangkan dansa topeng bukan Topeng Dhalang[8] Kemudian Raden Bagus Nimprang mengawurkan kesenian ini ke negeri Timur yang membuat kesenian Kedok Dhalang di Sumenep berkembang setakat waktu ini. Internal perkembangannya kesenian ini dilanjutkan oleh Agung Taharun dan Sabidin. Sedangkan Arjosurya pun yaitu penyebar kesenian Topeng Dhalang di sumenep, sehingga di sumenep ini merupakan banyak kalangan bangsawan yang membentuk organisasi yang habis dinamakan organisasi Tukaharun. Apabila disimpulkan para anak bangsawan Topeng Dhalang kebanyakan oleh kaum bangsawan sehingga topeng itu dikatakan berasal berusul keraton sementara itu itu bukan kesenian bermula keraton tetapi pemainnya tetapi yang dari keturunan bangsawan. Pada tahun 1920 berdiri kontingen bernama Rukun Perawas nan didirikan oleh kiai Juserep yang dipimpin oleh kiai Merto 50 masa. Sampai sekarang masih mengusung. Delegasi ini berada di desa Slopeng kecamatan Dasuk. Kontingen Rukun Perawas yaitu rombongan Topeng Dhalang nan tertua dan masih aktif melakukan atraksi di masyarakat. Puas awalnya kelompok ini berdiri dengan nama Rukun Perawas yang mempunyai arti menyerahkan sebuah peringatan sukma prayitna [9]. Saja seiring dengan perkembangannya, pelecok satu pertalian keluarga terbit pendiri Akur Perawas membelakangkan buat menciptakan menjadikan kelompok baru dengan nama Rukun Pewaras yang berdiri sejak tahun 1995 nan sekarang dipimpin oleh bapak Adi Sucipto 50 tahun. Mulai waktu 2006 Rukun Pewaras berada di desa Slopeng, kecamatan Dasuk. Nama Akur Pewaras n kepunyaan fungsi menyerahkan sebuah penyembuhan yang prospek hal ini dikarenakan kesenian ini juga digunakan untuk ruwatan. Rombongan Rukun Pewaras ini merupakan perpecahan dari satu keluarga yang membentuk grup kesenian baru menjadi dua rombongan yang para pemainnya dibagi atau diambil dari delegasi yang lama delegasi Rukun Perawas. Rombongan ini menyajikan pementasan yang bukan jauh berbeda dengan kelompok sebelumnya. Kejadian ini disebabkan Damai Pewaras ingin lebih membentangkan Topeng Dhalang dengan memberikan tambahan inovasi di dalam kesenian ini, sedangkan Rukun Perawas mendatangi setia mempertahankan kisahan dan gerakan lama. Dengan prolog bukan Rukun Pewaras lebih inovatif jika dibandingkan dengan Rukun Perawas yang lebih konservatif. Bapak Sai’run yang yaitu seniman kafilah Damai Pewaras memiliki kemampuan kerumahtanggaan membuat topeng dan membuat masker secara tradisional. Bahan utama bakal takhlik karya topeng adalah jenis tiang yang ringan, yang mudah dipahat dan diraut atau diukir, tahan akan bubuk serta lembut atau kecil-kecil seratnya. Sejumlah varietas kusen yang n kepunyaan persyaratan tersebut antara bukan yakni kayu pule, waru taluh, tiang kapas, kayu jaran, kayu kembung dan lain sebagainnya. Tiap distrik mempunyai pilihan bahan tiang yang berbeda. Di Sumenep kerjakan membuat topeng dipakai jenis kayu dadap yang sangka kasar, dan kayu gentawas yang lumat [10] Topeng bikinan Sairun banyak dibeli oleh group topeng yang berkembang di Sumenep dan juga digunakan cak bagi penelaahan di Institusi seni seperti STKW. D. Persebaran Topeng Dhalang di Sumenep Kedok Dhalang di Sumenep adalah sebuah seni pertunjukan sandiwara boneka tari, dimana para peronggeng atau pemeran tokohnya menunggangi masker. Para pemain sandiwara atau penari internal tontonan Topeng Dhalang hanya berlaku laksana wayang, oleh karenanya disebut juga dengan Wayang Topeng, sementara itu dialog dan kronologi ceritanya dilakukan alias dikendalikan oleh seorang dhalang. Dengan berkembangnya kesenian tradisional waktu ini menyebabkan banyak pembangun organisasi plonco dan itu dapat dibuktikan dengan adanya sejumlah seniman yang berpangkal dari lingkungan yang berbeda-selisih. Kesenian Topeng Dhalang di Kabupaten Sumenep koteng terbentuk beberapa varian yang memiliki ciri-ciri dalam bidang ataupun segi busana, asesoris, gerak tari, penataan iringan musik, gambar dan warna topeng. Di Kabupaten Sumenep terwalak kontingen-kafilah Topeng Dhalang yang masih aktif dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian ini, diantaranya ialah[11] Perawas dari Ds. Slopeng Kec. Dasuk Pewaras dari Ds. Slopeng Kec. Dasuk Family Pemain anak asuh-anak dari Ds. Gapura Kec. Gapura Karya berpokok Ds. Bab Kec. Gapura Sumekar dari Ds. Gerbang Kec. Gapura Santoso berasal Ds. Kalianget Kec. Kalianget Kuning berusul Ds. Kalianget Kec. Kalianget 8..Leteer semenjak Ds. Kalianget Kec. Kalianget Utomo dari Ds. Pinggir Papas Kec. Kalianget Sinar Penala dari Kec. Daerah tingkat. Sepuluh organisasi di atas tersebut yakni organisasi Topeng Dhalang yang masih aktif dan digemari oleh masyarakat. Organisasi-organisasi tersebut ada yang sudah berumur puluhan tahun dan ada juga yang baru dibentuk. Kesenian ini memiliki keunikan unik bagi umum Sumenep, sehingga kesenian ini bertahan sampai kini. Selain itu rombongan ini berdiri untuk melestarikan budaya di Sumenep agar tidak hilang karena perkembangan jaman. Sungguhpun di Sumenep juga banyak seram kesenian baru lainnya. Hanya, kesenian ini masih sering diundang terutama di desa-desa di Kabupaten Sumenep. Dengan demikian kesenian ini masih menjadi kesenian tradisional khas Sumenep. Dari delegasi Kedok Dhalang yang masih aktif tersebut, terbagi dari beberapa wilayah diantaranya adalah kecamatan Dasuk, Kalianget, Gapura dan Kota Sumenep. Namun organisasi tersebut yang lebih diutamakan merupakan Topeng Dhalang dari Kecamatan Dasuk nan bernama Rukun Pewaras karena bermula pertunjukannya kontingen ini banyak dikenal oleh masyarakat. Rombongan Berdamai Pewaras berdiri sejak tahun 1995 dan sebatas masa ini masih tetap bersikeras dan tetap eksis di pematang masyarakat. Internal pertunjukannya kafilah ini mempunyai inovasi dalam busana nan dibuat bertambah glamour, molekul dekor diperbanyak karena adanya peralihan dekor dalam setiap adegan hendaknya dekor dibuat sesuai dengan tema dalam cerita dan adegan dibuat lebih berani untuk mengganjur perhatian masyarakat atau penontonnya. Hal ini dilakukan oleh rombongan Rukun Pewaras karena memiliki keinginan cak bagi melestarikan kesenian ini agar selalu dinikmati oleh spektator maupun penikmatnya. Kontingen ini punya sikap baik hati terhadap penontonnya, meskipun sesekali dalam pertunjukannya memakai bahasa nan bernafsu. Namun bagi lakon punakawan biasanya melakukan interaksi bersama-sama dengan para penontonnya. Hal ini memasrahkan kesempatan kepada spektator cak bagi berinteraksi dengan para pemain Topeng Dhalang tersebut. Delegasi ini adalah inovasi hijau cak bagi kafilah lainnya, sehingga pertukaran dalam pertunjukan rombongan lain itu banyak yang termotivasi oleh kontingen Rukun Pewaras tersebut. Pertunjukan Kedok Dhalang memiliki ciri-ciri umpama berikut penyajianya memperalat kecondongan N sandiwara. dalang sebagai pengatur pertunjukan atau anak wayang patung menggunakan topeng, laksana pelukisan tokoh nan akan dimainkan. gerak tari yang dibawakan sebagai ekspresi fiil topeng n kepunyaan pola tari farik-tikai dengan khuluk pencetus lainya, pelafalan gerak para pelakunya diungkapkan melangkaui tari. misal unsur pengusung sekaligus pewarna situasi dan penegas suasana. cerita berkisar puas Ramayana, Mahabarata, dan cerita lain misalnya Murwakala. Ponokawan sebagai pengendur suasana juga bak pendamping tokoh satria. Pergelaran kebanyakan dilakukan kemarin lampau, doang untuk kebutuhan penanggap pertunjukan dapat dipentaskan melampaui kompresi. Menjelang pertunjukan dimulai para anak wayang dikumpulkan oleh dalang lakukan mendapatkan pengarahan mengenai jalanya kisahan dan penjatahan peranan yang akan dibawakan maka dari itu seluruh anak komidi. Untuk mengawali pertunjukan sebelum ikut pada inti cerita terlebih lewat diperdengarkan gending-gending pembuka lakukan menjabat petandang yang hadir Fungsi Pertunjukan Topeng Dhalang N domestik kehidupan bermasyarakat sememangnya tidak lepas dari barang apa aktivitas, termaktub diantaranya dalam aktivitas di bidang seni. Menghafal seni umpama budaya karuhun yang sampai kini masih ogok berbagai peranannya di intern spirit umum, maka setingkat dengan zaman yang berlaku, keefektifan seni juga mengalami perkembangan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa urut-urutan kesenian pada umumnya mengimak proses perubahan nan terjadi privat kebudayaan masyarakat. Dengan demikian maka perubahan fungsi dan persilihan bentuk pada hasil-hasil seni dapat pula disebabkan oleh dinamika publik. Demikian halnya dalam jalan kesenian ini di Sumenep yang merupakan sebuah kesenian tradisional yang mutakadim lama jiwa[12] Bila dilihat dari segi fungsi Topeng Dhalang yang tertua merupakan sebagai upacara yang cacat banyak berwatak religius magis atau sebagai upacara tadisi. Belaka, internal perkembangannya faedah ini digunakan sebagai fungsi hiburan yang tidak berkaitan dengan makna. Misalnya privat acara misal berikut Topeng Dhalang Sebagai Upacara Ritual Upacara Salih Desa Upacara ini adalah kata majemuk rasa syukur yang dilakukan secara masal oleh penduduk desa yang dipimpin oleh Kepala Desa kaalebun atau seorang tertua yang berpengaruh dengan acara ini. Selain ungkapan rasa syukur tersebut dibarengi pula dengan suatu intensi agar desa dihindarkan dari segala mala petaka di waktu-waktu mendatang. Tulus desa mengandung kebaikan membeningkan desa dari anasir-zarah jahat atau destruktif untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat penduduk desa dengan upacara-seremoni ritual yang sudah mentradisi yang diantaranya adalah selamatan, sedekah bumi, menanggap Masker Dhalang dan sebagainya. Situasi bersih desa ini pun disebut pula “sedekah desa” alias dengan istilah rokat bume sedekah bumi. Di samping itu ada formalitas rokat tase sedekah laut, karena selain pertanian, perikanan laut pula menjadi mata pencaharian masyarakat Madura yang berlambak di daerah pantai. Situasi ini dilakukan agar masyarakat selalu diberi kesalamatan dalam mencari nafkah dan daerahnya boleh konstan aman biarpun terwalak di rantau laut nan terutama di area Slopeng dan Kalianget[13] Ritual bersih desa pun diwujudkan dalam buram ruwatan dan acara ruwatan bersih desa ini biasanya dilakukan setelah periode pengetaman yang rata-rata dilaksanakan dengan tiap malam jumat gelintar kampung selama 7 jumat dengan adanya ritual di lima perigi sungai yang kemudian malam sabtunya itu diadakan pertunjukan Topeng Dhalang sebagai acara penutup bikin program bersih desa tersebut[14] Biasanya yang dilakonkan internal pertunjukannya yakni melakonkan “Murwa Kala” sebagaimana lakon yang digunakan pada detik acara ruwatan. Ritual Ruwatan Ruwat artinya belas kasihan berpunca kesukaran, ketakutan, ancaman bahaya, dan mala petaka yang disebabkan oleh hal-hal nan menurut asisten habis ditabukan atau dipantangkan. Untuk boleh tanggal semenjak segala diversifikasi kesulitan tersebut, orang Madura melakukan upacara ruwatan. Ruwatan itu contohnya saja, misalnya anak spesial, anak kembar, empat anak bersaudara kandung perempuan semua dll [15]. Selain itu Yang perlu di ruwat lagi ialah anak yang dianggap melakukan tindakan nan pemali diantaranya merupakan kalau seorang momongan menumbangkan dandang penanak nasi yang semenjana digunakan untuk mengetim, seorang mematahkan gendik batu bulat panjang penggiling rempah-rempah ataupun pipisan alai-belai landasan, apartemen yang semenjana dibangun kemudian roboh, dll. Anak atau bani adam yang bersangkutan dalam keadaan alias keadaan tersebut, menurut kepercayaan, terancam spirit keselamatannya akan menjadi mangsa Betara Kala. Buat membebaskannya dari ancaman itu nan bersangkutan harus diruwat melalui upacara ruwatan dengan mengundang Topeng Dhalang. Lakon yang dipilih adalah “Murwa Kala” yang mengisahkan lahirnya Batara Kala dari “kama nyasar” Batara Master. “Murwa Rekata” adalah cerita nan diambil dari kitab-kitab kuno kitab macapat[16] Dalam pertunjukan ini upacara ruwatan di lakukan pada saat menjelang berakhirnya pertunjukan kebanyakan dilakukan pada dini periode berangkat sekitar jam setakat pagi. Burik dhalang bertindak sebagai peruwat dengan menitahkan mantra-guna-guna ruwatan dan segala tata cara nan ditradisikan makanya masyarakat Sumenep. dalam kisah lakon nan menjadi “dhalang peruwat” ialah dhalang Kandha Buwana ataupun dhalang Kurungrungan, yaitu Dewa Wisnu sang penyelamat jagad semesta seisinya. Dengan demikian maka ki dhalang nan mempergelarkan lakon “Murwa Kala” tersebut dan sekaligus memimpin programa ruwetan, bermain selaku Batara Wisnu Sang Dhalang Kandha Buwana. Hal itu dilakukan dengan rapalan mantra-mantra yang pangkat dan monoton sekali lagi, suasana memang terasa sekali kehikmatan dan aturan magis sakralnya[17] Gambar 1 Ruwatan anak asuh kembar Upacara Perkawinan Privat acara akad nikah atraksi Masker Dhalang biasanya mewayangkan perkawinan Arjuna dengan Sumbadra di Madura rajin disebut Sumbadrawati karena perkawinannya dianggap cermin. Orang bertongkat sendok mengharapkan agar perkawinan anaknya dapat berlantas dengan baik menjadi pasangan yang ideal. Biasanya pementasan kesenian ini dijadikan nadzar oleh seseorang nan anaknya belum mendapatkan jodoh, bahwa kalau anaknya mendapatkan kebalikan dan menikah basyar tua tersebut akan menggelar pertunjukan kesenian ini di programa akad nikah anaknya.[18]. Sewaktu-waktu terserah penanggap kesenian ini n domestik dua hal, mula-mula karena nadzar moga anaknya cepat mendapat n antipoda dan kedua, sekaligus dimanfaatkan untuk ruwatan anaknya sehingga dalam satu pertunjukan bisa menjadi dua kemustajaban dan melajukan penanggap atau masyarakat untuk memenuhi hajatnya. G. Topeng Dhalang Sebagai Sarana Hiburan Internal perkembangannya pementasan Masker Dhalang Atraksi ini berfungsi misal hiburan bakal masyarakat yang biasanya diadakan internal gambar arisan yang diadakan setiap sekeping bulan sekali yang rata-rata pertunjukannya hanya dipentaskan bertambah singkat sekitar 3-4 jam sahaja. Lakon nan diceritakan tergantung oleh yang berbahagia arisan meminta lakon apa. Pertunjukan ini dilakukan sebebas mungkin dan semenarik kali, agar dapat menghibur masyarakat. Tetapi walaupun serupa itu upacara tradisioanal tersebut masih juga dilakukan meskipun tidak seintensif dulu, melainkan adalah sifat bawaan amung-mata.[19] Dengan demikian mayarakat masih mempertahankan nalurinya tentang kesenian ini karena itu dapat membuktikan bukan main kuatnya adat istiadat telah bersalur berserat n domestik masyarakat. Upaya preservasi dan ekspansi Konsistensi privat melakukan pelestarian kesenian perhimpunan topeng dalang “Rukun Pewaras” melakukan berbagai upaya pembaharuan di apa bidang. Kreativitas itu meliputi penataan manajemen cahaya begitu juga. foot light, border light, spoot ligh, dan juga beberapa lampu yang digunakan buat kebutuhan putaran tertentu, dan tata celaan. Inovasi ulas bekas membentangi beberapa dekorasi, side wing, border/plesir, cyclorama, kelir alas-alasan, kelir paseban, kelir mulai, kelir awan angkasa. Properti bujukan-batuan, besar, pohon dll. Inovasi busana yang dibuat makin beradab dan terlihat makin glamour. Pemanfaatan media elektronik sebagai halnya Lap Top, CD. dimanfaatkan bagi memberikan informasi adapun cerita, para pemain, dan kabar undangan nan punya hajat. Pentingnya menyemarakkan suasana kerumahtanggaan pertunjukan Topeng Dhalang disampaikan oleh Yanto sutradara, serampak bermain sebagai teknikus. Topeng Dhalang dikemas sesemarak bisa jadi dengan diselingi pertunjukan yang muncul dari sarana bakal menciptakan suasana yang tidak monoton dari pertunjukan itu sendiri dan untuk menghibur umum kendati pertunjukan Topeng Dhalang vitalitas dan berkembang agar tidak mengalami kepunahan[20] Perlunya diingat bahwa sarana memediasi adalah publikasi yang paling menarik buat audiens. Seperti mana yang ditulis oleh Grame Burton yang paling kecil diingat bahwa media memang memediasi yaitu mereka merekonstruksi materi perigi dengan pelbagai cara,cak bagi pelbagai alasan terutama untuk menjadikannya menarik bagi audiens[21] Fenomena maraknya budaya sawer yang melanda seni pertunjukan Masker Dhalang membawa penampilan baru pada pertunjukan kesenian tersebut. Saweran ketika ini menjadi naik daun dimasyarakat serta membujur tanggapan simpatik dari kalangan masyarakat/komonitasnya. Saweran tidak hanya sekedar hiburan melainkan kebutuhan. Saweran ialah komunikasi sekalian awam, sarana bekal lelah, bekal rindu inggin ngibing bersama. Mereka rela menyeluk kocek dengan sejumlah lembar rupiah diselipkan didalam dada kemben penayub.[22] Bagi hasil saweran diperoleh semalam bisa hingga ke Rp. dan hasilnya dibagi rata[23] Analisis Kreatvitas diperlukan bagi membuat perubahan disegala permukaan tersurat seni, agar tak ditinggalkan maka itu pendukungnya. Pertunjukan Kedok Dhalang Akur Pewaras Ds. Dasuk, Kec. Slopeng, Kab. Sumenep tampaknya tak cak hendak kena dampaknya. Supaya perkumpulan patuh eksis peran Adi Sucipto seumpama majikan mengerjakan upaya inovasi disegala ruang tontonan. Pembenahan dilakukan disegala permukaan atraksi seperti penambahan dekor-dekor pohon, ki akbar, bencana-batuan, interpolasi side wing, cyclorama, border/tiser, Kelir balai penghadapan, kelir jenggala-alasan, kelir start, kelir awan. Penataan lighting, foot light, gerak badan light, border light. Serta penataan pakaian dibuat lebih glamor. Pengkaderan para penayub dan pengrawit tidak mengalami hambatan, karena sebagian peran tersebut didukung keluraga kedok serta timbang rasa pemuda desa yang tertarik kesenian tersebut. Fenomena masuknya budaya saweran dalam ruang pergelaran masker membuat kesenian tersebut tambah kilap dan apresiasi masyarakat pendukungnya makin komunikatif. Sungguhpun kadang kala saweran terkesan sepan menyita waktu, sehingga kesan pertunjukan agak terabaikan. Sahaja yang terdahulu kerjakan perkumpulan tersebut bisa menghibur penontonya. Daftar pustaka Hermien Kusmayati, Minuman keras-Arakan Seni Pergelaran kerumahtanggaan Seremoni Tradisional di Madura. Penerbit yayasan Indonesia. Yogyakarta, 2000. Helene Bouvier disertasinya berjudul “Lebur; Seni Musik Dan Pertunjukan Kerumahtanggaan Masyarakat Madura” penerjemah Rahayu S Hidayat, Jean Counteau, Penerbit Forum Jakarta-Paris Ecol francaise d’ Extreme-Orient Yayasan Kawin Leluri Lisan Yayasan Obor Indonesia Jakarta, 2002. Jauhari Chandra Astutik, Karakter Tari Arimbi Pada Topeng Penggagas Sumenep, Skripsi, STKW Surabaya,1993. Soedarsono. Jawa dan Bali, Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional, Gajah Mada, Asti Jogyakarta , 1975. Soenarto Timur, Kedok Motor, Di Jawa Timur, Dep P dan K Dirjen Kebudayaan Jakarta 1977. Soetrisno, R, Masker Inisiator Madura, Jakarta Proyek Peningkatan Sarana Pendidikan Panjang, Departemen P dan K, 1981-1982. Soenarto Timur, Filsafat Dan Simbolik Internal Sastra Pewayangan, Jogyakarta, Paguyuban Sutresna Wayang Rena Budaya, Blencong Sepuluh tahun I. 1983. Soelarto, B. Topeng Madura Topong, Proyek Pengembangan Ki alat Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan P dan K, Republik Indonesia Jakarta. Suripno, Bagan Dan Gaya Tari Gambuh Sumenep, Skripsi S1, STK Wilwatikta Surabaya, 1993. [1] Achmad Darus seniman, Di Desa Rubaru Kabupaten Sumenep, tanggal 24 September ,2014. [2] Syrianto Sutradara dan pemusik Berbaik Pewaras, Di Slopeng Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep, tanggal 23 September 2014. [3] Achmad Darus seniman, Di Desa Rubaru Kabupaten Sumenep, rontok 24 September ,2014. [4] Achmad Darus seniman, Di Desa Rubaru Kabupaten Sumenep, tanggal 24 September ,2014. [5] Suli musikus rombongan Akur Pewaras, Di Desa Dasuk Kabupaten Sumenep,septemberi 2014. [6] Achmad Darus artis, Di Desa Rubaru Kabupaten Sumenep, tanggal 24 September ,2014. [7] Achmad Darus seniman, Di Desa Rubaru, Kabupaten Sumenep, tanggal 24, September 2014 [8] Achmad Darus artis, Di Desa Rubaru, Kabupaten Sumenep, sungkap 24, September 2014 [9] Wawancara Baisuni, seniman tayub, keluaran kasi kesenian, Kabupaten Sumenep, plong september 2014. [10] Wawancara dengan Bapak Sairun Penari dan pembuat masker, Di Desa Slopeng Kecamatan Dasuk Kabupaten Sumenep, Pada 14 September 2014, [11] Akhmad Darus, Materi seminar Masker Dhalang Madura Bagaikan Media Komunikasi yang Efektif buat Seni Pementasan Rakyat, Sumenep, 21 April 2014. [12] Soetrisno. R, 1992, Topeng Dhalang Madura, Surabaya Kantor Provinsi Departemen Pendidikan Dan Peradaban Daerah Jawa Timur, hlm. 38. [13] Adi Sutipno ketua Rukun Pewaras, Di Slopeng, Kecamatan Dasuk, Kaupaten Sumenep tanggal September 2014 [14] Syrianto Sutradara dan pemusik Rukun Pewaras, Di Slopeng Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Tanggal 23 September 2014 [15] Syrianto Sutradara dan pemusik Berdamai Pewaras, Di Slopeng Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Copot 23 September 2014 [16] Syrianto Sutradara dan pemusik Berdamai Pewaras, Di Slopeng Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Tanggal 23 September 2014 [17]Soetrisno. R, 1992, Masker Dhalang Madura, Surabaya Maktab Wilayah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, hlm. 38 [18] Ibid Hlm. 60. [19] Soetrisno. R, Hlm. 38. [20] Syrianto Sutradara dan pemusik Rukun Pewaras, Di Slopeng Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Rontok 23 September 2014. [21] Grame Burton, 1999, Media dan budaya populer, [22] Akchmad Rifai, Klebun Juruan Laok, Ds, Bencana Putih, Kec. Gangguan Kudus,Sumenep, Tanggal 22 September 2014 [23] Syrianto Sutradara dan pemusik Rukun Pewaras, Di Slopeng Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Tanggal 23 September 2014. Categorised in ACARA TARI Comments are closed here. Memori dan Fakta Eksklusif Tari Topeng Unik Cirebon 1. Dikenal Sejak Waktu Majapahit Kesenian tari ini memiliki sejumlah versi ki kenangan. Namun disebutkan, dansa topeng sudah dikenal sejak masa Majapahit. Ini merupakan cirit dari formalitas religiositas peninggalan Hindu dan Buddha yang akhirnya tersebar di pelosok Pulau Jawa. Mengutip laman Indonesia Makmur, Jacob Sumardjo kerumahtanggaan Aekeologi Budaya Indonesia menyebut bahka Raja Hayam Wuruk menari mengalungkan topeng nan terbuat semenjak emas. Pasca- Majapahit runtuh, ajojing ini akhirnya dipertahankan oleh emir Demak dengan kemasan plonco. Nah, tarian yang dikemas Demak ini akhirnya menyerak ke kawasan lain, terjadwal Cirebon yang saat itu berada di bawah pengaruh Demak. Loading… You comberan lucky! We have no ad to show to you! Iklan Ketika pertama kali ikut ke daerah Cirebon, tarian topeng ini berbaur atau dipadukan dengan kesenian rakyat setempat. Maka itu, akhirnya terciptalah tarian topeng Cirebon yang mempunyai gerakan khas. Bukan doang di Cirebon, budaya tarian ini pun berkembang di kewedanan sekitarnya ialah Subang, Indramayu, Majalengka, Jatibarang, setakat Brebes. 3. Unjuk puas Abad 10 Tari Topeng Cirebon ini muncul sejak abad 10 sebatas 16 Kristen. Lega masa Kerajaan Jenggalan dengan pemerintahan dipimpin maka dari itu Prabu Amiluhur atau Prabu Panji Betara, tarian ini masuk ke Cirebon dulu seniman jalanan. Dari sinilah muncul perpaduan budaya sampai akhirnya bersalin Tari Topeng khas Cirebon. 3. Pernah Digunakan sebagai Media Dakwah Loading… You got lucky! We have no ad to show to you! Iklan Foto Umbelen Mengutip laman Kronik UIN, tari kedok sendiri juga merupakan kesenian yang dikembangkan oleh para Wali Songo. Awalnya, kesenian ini digunakan para Pengampu buat berdakwah. Kesenian ini sempat digunakan maka dari itu Sunan Bukit Jati dan Yamtuan Kalijaga bagi menyebarkan agama Islam. Bukan sekadar sarana dakwah, tarian ini juga majuh ditampilkan bagaikan bentuk hiburan di mileu keraton. 4. Mengandung Beragam Simbol Bermakna Foto Loading… You riol lucky! We have no ad to show to you! Iklan Mengutip laman Merdeka, tarian topeng pula dikenal n kepunyaan 5 tipe karakterisasi saat ditampilkan pada tontonan. Nah, karakterisasi nan dimiliki juga memiliki makna sebagai fon kehidupan. Pemeranan tersebut disesuaikan dengan macam topeng yang dikenakan para penarinya, yakni Topeng Panji Bunyi bahasa fase pertama spirit anak adam yang masih kudus. Saat baru pertama dilahirkan. Topeng tersebut selalu diiringi dengan manuver penarinya nan halus dan diiringi irama berirama cepat. Topeng Samba Samba maupun Mindo/Mindua bermanfaat fase usia yang kedua atau masa momongan-anak. Menggunakan masker samba, penari pun melakukan gerakan tari nan sedikit kian cacar sama dengan anak-momongan. Rumyang Ialah fase remaja insan. Gerakannya luwes dan minus genit. Masker Tumenggung Memainkan peran sebagai seorang yang sudah dewasa. Topengnya bewarna merah haram kecokelatan serta tarian yang dibawakan kurang tegas Topeng Embara Merupakan gambaran pecah sisi manusia nan sadis, serakah, dan penuh amarah. Rona topengnya merah menyala. Artikel terkait Mengenal Kain tenun Sengkang, Warisan Roboh Temurun bermula Sulawesi Daksina 5. Pementasan Berkeliling Negeri Foto iNews Pada periode Sunan Giri Jati dan Sunan Kalijaga, permainan tari ini dilakukan dengan mandu sembari keliling negeri begitu juga mengamen. Loading… You got lucky! We have no ad to show to you! Iklan Cuma, jenis ngamen yang dilakukan adv minim farik. Setelah pementasan, kedua wali songo tersebut tidak meminta uang sebagai imbalan, doang mempersunting kali pun yang menyaksikan dengan menitahkan dua kalimat syahadat bagi ikut Islam. Ini yaitu pelecok suatu pendirian mereka dalam menaburkan agama Islam. 6. Masih Banyak Molekul Keislaman di Dalamnya Foto Wikimedia Waktu ini, tari topeng Cirebon sudah berkembang menjadi kesenian daerah nan khas. Namun, di dalam tariannya, ternyata masih banyak unsur budaya dan huruf angka ajaran Islam. Beberapa fon nan muncul seperti gerakan simbolik saat seseorang memberikan sedekah. Atau, pembayangan master nafsu manusia yang kerap ditemukan dan disebutkan dalam Al-Alquran lewat tarian kedok Embara. Loading… You siring lucky! We have no ad to show to you! Iklan Foto Wikimedia Seiring berkembangnya zaman, bentuk pergelaran tarian topeng ini pun suka-suka nan berubah. Saja, tarian topeng Cirebon patuh dianggap sebagai tarian yang sakral. Rata-rata, sebelum mementaskan disko ini, para pelakunya wajib melakukan puasa atau semedi terlebih lampau serta ritual lainnya. Saat ini, tari topeng ini lagi biasanya dipentaskan saat ada acara khusus seperti hajatan, ritual Keraton Cirebonan, hingga pagelaran daerah. 7. Menggunakan Banyak Aksesoris Selain pakaian dengan dandan mencolok dan topeng, seni yang suatu ini juga menunggangi beraneka rupa aksesoris. Para penari menggunkan intiha bos maupun kupluk, anting-anting, hiasan daun alat pendengar atau sumpling. Bakal melengkapi baju lingkung yang umumnya bercelup radikal, para penayub juga menggunakan sampur atau kain panjang di leher. Termaktub mongkron hiasan dada, sebilah keris, gelang tangan dan kaki, ikat pinggang, sampai mahkota. Cukup megah’, bukan? Artikel terkait 21 Makanan Khas Sunda Legendaris, Nikmat dan Bikin Kecanduan! Nah, Parents, demikianlah ulasan selingkung tari topeng Cirebon yang dulunya ialah sarana dakwah dan kini berkembang menjadi kesenian daerah. Mudahmudahan signifikan! *** Baca juga Docang Cirebon, Kuliner Legendaris yang Disukai Wali Songo Sejarah dan Keunikan Tari Lenggang Nyai, Fon Perbangkangan Perempuan 6 Fakta Eksklusif Dieng, Daratan Tinggi yang Dianggap Ajang Dewa Bersemayam Sejarah Tari Masker Cirebon Awal mula munculnya joget topeng ini ternyata bukan berasal daerah Cirebon, melainkan berpokok wilayah Jawa Timur. Menurut catatan sejarahnya, Tari Topeng Cirebon sudah unjuk sejak abad 10-16 Masehi, atau pada periode kejayaan Kerajaan Jenggala di bawah pemerintahan Sultan Amiluhur. Dansa ini turut ke daerah Cirebon karena dibawa oleh para seniman jalanan yang kemudian mengalami perpaduan sampai lahirnya kesenian topeng. Pada saat itu, Cirebon menjadi bab gerbang tersebarnya agama Islam sehingga timbrung berdampak pada perkembangan kesenian tradisi. Aji Gunung Jati dan Sunan Kalijogo sampai-sampai bekerja sepadan bakal memanfaatkan tarian kedok sebagai salah satu alat penyebaran agama islam sekaligus umpama atraksi di mileu puri. Seiring berjalannya waktu, tarian topeng tersebut diberi nama Tari Topeng Cirebon yang telah memiliki bentuk penyajian lebih spesifik. Karena intern pertunjukannya memperalat 5 jenis topeng, sehingga dikenal juga laksana Panca Wanda. Makna Filosofi Dilihat berpunca sejarahnya, tarian Topeng Cirebon memang sediakala hanya disajikan di lingkungan istana seperti mana Tari Bedhaya Ketawang. Namun seiring berjalannya musim dan perkembangan masa, tarian ini sudah menjadi salah satu kesenian nan dianggap sebagai rumpun seni yang berasal berusul dansa rakyat. Karena dulunya tarian Topeng Cirebon digunakan andai alat bagi penyerantaan agama Islam, maka dikemas dalam muatan wanda alias bertabiat. N domestik penyajiannya, Tari Topeng Cirebon menggambarkan ketakwaan privat beragama dengan beberapa tingkatakn makna sifat sosok berikut ini Syariat melukiskan manusia yang hijau mengenal ataupun memasuki ajaran islam Tarekat menggambarkan hamba allah yang sudah menjalankan tajali agama islam dalam hayat sehari-hari. Hakikat mencitrakan manusia nan berilmu sehingga bisa memahami hak umpama seorang hamba dan eigendom sang pencipta Makrifat insan pola mencitrakan tingkatan tertinggi manusia dalam beragama dan mutakadim bertindak sesuai ilham syariat agama. Bagaikan salah satu kesenian budaya, disko Topeng Cirebon mempunyai makna hiburan yang memiliki pesan-pesan gadungan di dalamnya. Tarian ini n kepunyaan arti simbolik yang apabila diterjemahkan ternyata memiliki skor yang adv amat mencapai serta unsur-elemen skor pendidikan. Selain itu, kerumahtanggaan ajojing Topeng Cirebon juga mementingkan fungsi angka budi, angkara marah, cerbak dan visualisasi semangat manusia sejak lahir hingga dewasa. Berbagai jenis tarian tradisional di Indonesia memiliki keunikan masing-masing. Keunikan tersebut dapat berupa gerakan, kostum, properti, alur cerita, serta sejarah terciptanya suatu tarian. Salah satunya adalah Tari Topeng, sebuah tarian asli Indonesia yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Tari Topeng adalah tarian daerah dengan ciri utama penari yang mengenakan topeng. Masing-masing topeng yang digunakan oleh para penari mempunyai karakter yang berbeda dan semakin menambah keunikan warisan budaya ini. Penari topeng disebut sebagai Dalang karena setiap penari memerankan tokoh yang berbeda-beda. Tarian ini dapat dipentaskan oleh seorang penari maupun dalam jumlah banyak atau kelompok. Sejarah Tari TopengMakna dan FilosofiPementasan Tari Topeng1. Pagelaran Komunal2. Pagelaran Individual3. Pagelaran BabaranganStruktur PenyajianJenis Tari Topeng1. Topeng Panji2. Tompeng Samba3. Topeng Rumyang4. Topeng Tumenggung5. Topeng KelanaGaya Tari Topeng Cirebon1. Cipunegara2. Celeng3. Gegesik4. Palimanan5. Brebes6. BeberPerlengkapan Tari TopengAlat Musik PengiringLagu Pengiring Tari TopengKeunikan Tari Topeng Tarian topeng telah ada sejak abad ke 10 Masehi. Tari topeng berkembang pada abad ke 10 Masehi hingga 16 Masehi pada masa pemerintahan Prabu Panji Dewa atau Prabu Amiluhur. Prabu Panji Dewa adalah Raja Jenggala di Jawa Timur. Kemudian seiring berjalannya waktu, tarian ini tersebar ke beberapa daerah di Jawa Barat, salah satunya adalah Cirebon. Saat tarian masuk ke Cirebon, tarian ini berbaur dengan kesenian lokal sehingga menciptakan tarian yang khas. Tari topeng memiliki makna, filosofi, dan simbol tertentu, seperti percintaan, kepeimpinan, serta kebijaksanaan. Dalam pementasaannya, hal-hal tersebut akan disampaikan kepada penonton agar dimengerti dan dapat memetik pelajaran dari tarian ini. Bahkan menurut cerita yang beredar di masyarakat, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga pernah menggunakan tarian ini sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam serta sebagai tari hiburan di lingkungan keraton. Tari topeng juga menjadi dasar terbentuknya tarian lain yang lebih spesifik, seperti tari Tari Topeng Panji, Tari Topeng Samba, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Tumenggung dan Tari Topeng Kelana. Sedangkan jumlah topeng yang digunakan disebut Panca Wanda karena berjumlah 5 topeng. Makna dan Filosofi Pada awalnya, gelaran tari topeng hanya dilakukan di lingkungan keraton. Akan tetapi seringin berkembangnya waktu, tarian ini juga digelar di masyarakat sebagai sarana hiburan. Selanjutnya tari topeng juga difungsikan sebagai media penyeabran agama Islam. Oleh sebab itu tarian ini dikemas menjadi pertunjukkan yang bermuatan filosofis dan lebih berwatak atau wanda. Pengemasan tari topeng tersebut bertujuan untuk menggambarkan ketaqwaan dalam beragama serta sebagai contoh sifat dan perilaku manusia, antara lain Makrifat Insan Kamil adalah tingkatan tertinggi manusia dalam beragama serta telah sesuai dengan syariat adalah penggambaran manusia berilmu sehingga telah memahami tentang hak seorang hamba dan sang adalah gambaran manusia yang telah hidup serta menjalan agama dalam berperilaku adalah gambaran manusia yang memasuki atau mengenal ajaran Islam. Tidak hanya unsur-unsur hiburan, kesenian tari topeng juga memiliki pesan-pesan tertentu. Beberapa diantaranya diartikan dalam bentuk simbolik, dimana perlu pengertian agar mampu menerjemahkannya dan menerapkan dalam aspek kehidupan. Oleh karena itu, tarian topeng juga dianggap memilki nilai pendidikan, meliputi kepribadian, cinta, angkara murka dan penggambaran hidup manusia dari lahir hingga dewasa. Pementasan Tari Topeng Pada zaman dahulu, pagelaran tarian topeng diadakan ditempat terbuka berbentuk setengah lingkaran. Pementasan tersebut umumnya bertempat di halaman rumah dengan penerangan menggunakan obor. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, saat ini pementasan tari topeng dilakukan di dalam Gedung dengan hiasan lampu penerangan. Tujuan dari pentas tarian topong dibagi menjadi 3 bagian, yaitu 1. Pagelaran Komunal Pagelaran ini diselenggarakan untuk seluruh elemen masyarakat. Dapat dikatakan dalam pementasan komunal, semua masyarakat turut berpartisipasi. Acara ini dirangkai sedemikian rupa dan spektakuler dengan adanya arak-arakan dalang serta atraksi yang memeriahkan acara. Umumnya pagelaran tari topeng komunal diselengggarakan lebih dari satu malam. Contohnya adalah hajatan desa, ngunjung atau ziarah kubur dan ngarot kasinom atau aca kepemudaan. 2. Pagelaran Individual Acara ini merupakan gelaran secara perseorangan atau individu. Biasanya diadakan sebagai hiburan pernikahan, khitan, khaulan, serta hajat ketika nazar terpenuhi. Pementasan tarian topeng secara individu umumnya digelar di halam rumah. 3. Pagelaran Babarangan Pagelaran tari topeng babarengan adalah pementasan dengan mengelilingi kampung yang dilatarbelakangi inisiatif dalang topeng sendiri. Biasanya pementasan ini dilakukan saat sebuah desa tengah panen atau perkotaan yang sedang merayakan peringatan tertentu. Sedangkan bila dilakukan sebelum panen, umumnya dipentaskan saat desa mengalami kekeringan dan sepi penduduk. Struktur Penyajian Tari topeng Cirebon dulunya dipentaskan ditempat terbuka dan membentuk setengah lingkaran. Acara tersebut digelar di halaman rumah, panggung atau bale, tenda atau blandongan. Dalam acara tarian ini ada dua struktur pertunjukkan yang digunakan, antara lain Topeng Alit Struktur tari topeng alit adalah acara sederhana, meliputi jumlah penari yang sedikit, dalang, pelatanan, kru dan penyajian. Biasanya topeng alit dipentaskan oleh 5 sampai 7 orang penari. Karena keterbatasan penari, maka gelarannya bersifat multi peran, sehingg seluruh wiyaga atau penabuh gamelan serta dalan ikut dalam alur cerita. Topeng Gede Tari topeng gede adalah penyempurnaan struktur tarian topeng alit. Pada kategori ini memuat lima babak yang dilengkapi lakon dan jantuk atau nasihat di akhir acara. Musik pengiring tarian sangat lengkap sehingga mampu mengiringi pementasan secara sempurna. Jenis Tari Topeng Biasanya pementasan tarian topeng terdapat 5 peran yang diperankan dengan topeng-topeng yang berbeda. Masing-masing tipeng memiliki karakter dan gambaran tersendiri, meliputi bentuk dan warnanya. Berikut ini adalah 5 jenis topeng dalam tarian ini, yaitu 1. Topeng Panji Topeng panji adalah gambaran seorang dalam kondisi suci dan baru terlahir ke dunia. Gerakan peran topeng panjing sangat lembut dan halus. Penggunaan topeng ini memilki makna gabungan antara hakiki diam dan hakiki gerak. 2. Tompeng Samba Topeng ini menggambarkan seseorang yang memasuki fase anak-anak. Karena mewakili anak-anak, maka gerakan tokoh topeng ini sangat lincah dan lucu seperti perilaku anak anak. 3. Topeng Rumyang Seperti topeng-topeng sebelumnya, topeng rumyang juga memilki filosofi tersendiri. Topeng ini adalah gambara seseorang yang memasuki usia remaja. Penari yang mengenakan topeng jenis ini akan membawakan gerakan yang mengandung pesan jika setiap manusia hendaknya berbuat kebaikan. 4. Topeng Tumenggung Topeng tumenggung menggambarkan seseoran dengan sifat tegas serta mempunyai budi pekerti luhur. Karakter topeng ini memberi pesan seseorang yang penuh karakteristik serta memiliki kepribadian dengan loyalitas tinggi. 5. Topeng Kelana Pada pementasan tari topeng kelana menggambarkan seseorang yang mempunyai sifat angkara murka. Penari yang menggunakan topeng ini memerankan tokoh jahat. Meski menonjolkan peran jahat, akan tetapi dapat memberikan pelajaran bawah manusia harus berusaha agar mendapat kehidupan dan kebahagian melalui jalan yang baik. Gaya Tari Topeng Cirebon Gaya tarian topeng berbeda dengan jenis topeng. Jenis topeng dibagi menjadi 5 jenis yang disebut Panca Wanda atau lima rupa, seperti Tari Topeng Kelana, Tari Topeng Tumenggung, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Samba dan Tari Topeng Panji dimana masing-masing mewakli watak manusia. Sedangkan untuk gaya tari topeng muncul dari desa-desa yang melahirkan gaya baru yang secara adat diakui dan berbeda dengan gaya lainnya. Perbedaan ini diakibatkan penyesuaian selera penikmat dengan nilai estetik gerakan tari diatas panggung. Berikut ini adalah beberapa jenis gaya tari topeng, antara lain 1. Cipunegara Gaya cipunegara tersebar di perbatasa Indramayu, mulaui dari Pegaden hingga bantara sunga cipunegara. Gaya ini juga dikenal sebagai tari topeng menor karena dimainkan oleh penari yang cantikdan bersuara merdu. Selain itu juga disebut sebagai tari topeng jati karena salah pusatnya berada di desa Jati, Cipunegara, Subang. Keunikan dari gaya ini adalah penggunaan bahasa Sunda dan bukan bahasa Cirebon. 2. Celeng Gaya ini mewakili tarian topeng yang berasal dari dusun Celeng, Loh Bener, Indramayu. Gaya celeng pertama kali dikenalkan oleh Ki Kartam yang merupakan dalang dari Majakerta. Meski memiliki keunikan tersendiri, namun secara umum gaya ini cenderung sama dengan gaya tari topeng lain. Misalnya lagu dan musik pengiring yang mirip gaya gegesik dan slangit, serta gerakan hamper mirip gaya pekandangan. 3. Gegesik Sesuai namanya, gaya tari topeng ini tersebar di sekitar Gegesik, Cirebon. Ciri khas gaya ini terletak pada raut karakter topengnya, terutama topeng panji yang berwarna putih dengan raut tenang, mata sipit merunduk tajam, hidung mancung dan senyum terkulum. Gaya ini mulai jelas muncul pada tahun 1980 sampai 2000-an. Pada tahun-tahun tersebut, tari topeng dipentaskan dengan dangdut sehingga disebut Topeng – Dangdut. 4. Palimanan Tari gaya ini tersebar di daerah Palimanan, Cirebon. Tabuhan gamelan atau tetaluan pada setiap babak tari ini berbeda dengan gaya lainnya. Tetaluan gaya ini cenderung mirip dengan gaya gegesik, sedangkan gerakannya mirip gaya losari. Tabuh gamelan tersebut antara lain Kembang Sungsang untuk babak Panji, Gaya-Gaya untuk babak Samba, Malang Totog untuk babak Tumenggung, Bendrong untuk babak Jingga Anom dan Klana Udeng, Gonjing untuk babak Klana serta Kembang Kapas untuk babak Rumyang. 5. Brebes Berdasarkan Babad Tanah Losari, tarian ini mulai muncul sejak pindahnya Pangeran Angkawijaya dari Kesultanan Cirebon ke Losari, Brebes untuk menghindari konflik internal serta keluar dari kehidupan mewah keraton. Sesampainya di daerah baru, pangeran mengembangkan bakat seninya sehingga tercupta tari topeng brebes. Tarian ini mempunyai ciri khas pada alur cerita serta pengaruh kebudayaan Jawa. 6. Beber Gaya ini muncul sejak abad ke-17 Masehi di desa Beber, Ligung, Majalengka, Jawa Barat. Menurut ahli dalang, tarian ini pertama kali dibawa ke desa Beber oleh seniman yang berasal dari Gegesik, Cirebon. Babak yang terdapat dalam gaya tari ini seperti Panji, Samba, Tumenggung, Jinggananom, Klana dan Rumyang. Gaya beber biasanya dipentaskan malam hari dengan topeng rumyang muncul ketika matahari hamper terbit. Selain gaya tari topeng Cirebon yang telah disebutkan diatas, masih ada beberapa gaya lain seperti gaya Cibereng, Gujeg, Kalianyar, Kreyo, Losarang, Pekandangan, Randegan, Slangit dan lain sebagainya. Perlengkapan Tari Topeng Tidak hanya topeng yang menjadi perlengkapan tarian ini, namun ada beberapa perlengkapan lainnya. Misalnya kostum penari berlengan panjang dan dasi dengan peniti ukon. Ukon adalah mata uang zaman dulu. Selain itu, penari juga menggunakan ikat pinggang yang dilengkapi keris, badong, gelang serta kain batik. Ada pula properti lain, yaitu kain sampur atau selendang, kaos kaki putih setinggi lutut, serta mongkron yang terbuat dari batik lokoan. Pada bagian bawahan, penari topeng mengenakan celana dibawah lutut, serta yang utama adalah penggunaan topeng yang terbuah dari kayu. Penari menggunakan topeng dengan cara menggigit pada bantalan karet yang ada di bagian dalamnya. Sedangkan kepala penari ditutupi dengan penutup bernama sobra yang dilengkapi dengan dua sumping dan jamangan. Khusus penari yang mementaskan topeng tumenggung, maka ada tambahan properti yakni tutup kepala kain ikat serta peci dan kacamata. Alat Musik Pengiring Tari topeng diiringi oleh banyak alat musik yang saling mengisi. Suara-suara yang dihasilkan saling berpadu secara harmonis mengiringi penari dan membawa penonton dalam suasana pentas. Beberapa alat musik pengiring tarian topeng adalah 1 Pangkon Saron1 Pangkon Bonang3 Gong yaitu Kiwul, Sabet, Telon1 Pangkon Titil1 Pangkon KenongSeperangkat Alat Kecrek1 Pangkon Jengglong1 Pangkon Ketuk2 Buah Kemanak1 Pangkon KlenangSeperangkat Kendang, meliputi Ketiping, Kepyang, dan Gendung Lagu Pengiring Tari Topeng Untuk mengiringi pementasan tarian topeng, tidak hanya menggunakan alat musik, melainkan juga menggunakan iringan lagu. Tentunya hal ini menjadi keunikan tari topeng dibanding tarian daerah lainnya. Terdapat banyak lagu yang sering digunakan untuk mengiri pementasan, antara lain Kembangsungsang untuk Topeng PanjiKembangkapas untuk Topeng SambaRumyang untuk Topeng RumyangTumenggung untuk Topeng TumenggungGonjing untuk Topeng Kelana Keunikan Tari Topeng Tarian topeng adalah tari tradisional asli Cirebon, Jawa Barat. Tarian ini memiliki keunikan yaitu adanya 5 jenis topeng yang mewakili watak manusia berbeda, seperti topeng panjing, topeng samba, topeng rumyang, topeng tumenggung dan topeng kelana. Penari yang mengenakan topeng satu dan yang lain mempunyai karakter berbeda dan jalan cerita tersendiri. Pementasan tari topeng merupakan sarana hiburan sekaligus sarana menyampaikan pesan moral kepada masyarakat luas. Pesan tersebut disalurkan melalui topeng dengan simbol-simbol tertentu. Misalnya ajakan untuk hidup dalam kebenanara, mempernayak dzikir dan beristighfar.

jumlah penari yang menggunakan topeng pajegan yaitu